1.
Kuaci
Aku
berlari dan terus berlari. Rasanya sudah berminggu-minggu aku disini. Tapi,
sepertinya aku tidak kunjung menemukan hal yang kucari. Kok tidak sampai-sampai
ya aku dari tadi? Lalu, menengok aku kebawah dari atas lemari. Pemilikku
memberiku cemilan kesukaanku, biji bunga matahari.
2.
Diam
Diam,
diam, diam. Aku hanya bisa diam. Melihat tingkah sahabatku yang kian merusakku.
Katanya mereka mencintaiku, katanya mereka menyayangiku, tapi mereka juga
merusakku. Membuang punting rokok sembarangan, tidak membawa sampah kertas yang
diatasnya tertulis tinggi tubuhku, juga tidak membereskan bungkus bekas makanan
mereka. Sebenarnya ketika mereka bilang alam adalah sahabat, alam mana yang
mereka maksud?
3.
Cantik
Kamu
cantik sekali hari ini. Baju putihmu terlihat serasi dengan baju hitamku.
Rambutmu tidak terlihat, biasanya walau sudah pakai dalaman kerudung pun anak
anak rambutmu kelihatan. Tapi tidak kali ini karena rambutmu sudah tidak
bersisa, usai belasan kemoterapi yang kamu jalani kemarin. Kukecup keningmu
untuk yang terakhir kali, lalu ku lompat ke liang lahat itu, menguburkan
jasadmu bersama abang-abang ipar ku.
4.
Rela
Mereka
bilang, cinta itu butuh pengorbanan. Sama seperti yang sedang aku lakukan saat
ini. Rela kawin denganmu walau aku tahu ini seperti misi bunuh diri. Tapi,
tidak apa. Cinta memang butuh pengorbanan. Karena menurutku, kamu adalah
belalang sembah betina yang paling menawan, sekaligus paling kusayang.
5.
Iri.
Aku
iri pada saudara-saudaraku. Kehadiran mereka selalu ditunggu oleh banyak orang.
Walaupun yang menunggu mereka memang sangat bertolak belakang. Ruby selalu
ditunggu oleh orang-orang yang ingin menyebrang, Topaz selalu ditunggu oleh
mereka yang ingin segera jalan. Sedangkan aku, Cymophane, hanya ditunggu agar
orang segera bisa melihat Topaz.
Comments
Post a Comment