Manusia hidup dengan berinteraksi satu sama lain. Pertama bertemu, kemudian berkenalan hingga akhirnya memiliki suatu hubungan, entah itu sebagai teman atau mungkin lebih. Dan dari setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Perpisahan itu pasti, karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Pertanyaannya, mana yang lebih baik, meninggalkan atau ditinggalkan?
Sebuah survey di situs Quora yang memiliki judul sama dengan esai ini menunjukkan bahwa, kebanyakan orang memilih untuk meninggalkan. Mengapa demikian? Karena ketika meninggalkan, kita tidak perlu merasa terkejut dan bertanya-tanya apa kesalahan kita. Meninggalkan tidak membuat kita merasa tidak berharga, merasa dibuang. Namun, walaupun begitu, meninggalkan dapat memberi rasa penyesalan yang begitu besar. Apalagi, jika hal yang kita tinggalkan adalah hal yang benar-benar berharga dan sulit untuk dicari kembali di kemudian hari. Siapa bilang meninggalkan tidak akan membuat seseorang bersedih? Tentu bisa, apalagi jika meninggalkannya karena terpaksa.
Lantas, apakah ditinggalkan itu jauh lebih baik? Belum tentu. Karena ketika ditinggalkan, seseorang bisa merasa terkejut, bahkan mungkin syok. Orang-orang yang ditinggalkan tentu akan bertanya-tanya, apa sebenarnya kesalahan mereka? Perasaan sakit, bingung, dan marah bercampur aduk di hati mereka yang ditinggalkan. Tapi, ada juga hal positif dibalik itu semua. Tidak akan ada perasaan bersalah yang terus menghantui. Sedih yang dirasakan juga biasanya langsung terasa saat kejadian, dan berangsur hilang, walaupun mungkin lama. Ditinggalkan juga biasanya menguatkan mereka yang mengalaminya.
Lalu, mana yang lebih baik? Jawabannya, tidak ada yang lebih baik. Keduanya memiliki sisi negatif dan positif, tergantung dari sudut pandang masing-masing orang. Yang manapun itu, alangkah baiknya untuk setiap manusia menyadari bahwa perpisahan itu adalah hal yang pasti.
Comments
Post a Comment